Perikanan/Pertanian/Perkebunan

Cari Blog Ini

Selasa, 27 Desember 2011

HINDARI BERBURUK SANGKA KEPADA ALLOH


Dua wajah yang berbeda (sumber : Kaskus.com)

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. (Al-Baqarah:216).

            Ayat diatas menyeru kepada kita semua agar kita tetap menerima apa yang Alloh berikan kepada kita, selain itu menyeru kepada kita agar dapat menghindari dari pelbagai prasangka buruk terhadap Alloh. Apa yang Alloh berikan kepada kita, sebenarnya adalah hal terbaik jika kita pandai bersyukur dan menerimanya dengan lapang dada. Akan tetapi seringkali ketika kita mendapatkan sesuatu hal yang tidak sependapat dengan keinginan hati nurani, maka kita beranggapan bahwa hal itu adalah kebencian Alloh kepada kita. Kadang kita menerimanya dengan memaki dan menyalahkan hal itu kepada Alloh. Kecerobohan itu diperparah dengan semakin jauhnya kita kepada Alloh. Padahal sesuatu hal yang diberikan (musibah) terhadap kita itu adalah perwujudan kasih sayang Alloh terhadap kita. Dan sebaliknya jika kita diberikan kebahagiaan yang tiada habisnya justru itu sangat menyulitkan posisi kita untuk  selalu mendekatkan diri kepadaNya. Sebab biasanya sifat manusia seringkali lupa manakala diuji oleh kesenangan dan kebahagian duniawi. Dan ketika diberi ujian yang tak mengenakkan biasanya dengan secepat kilat mengadu kepada Alloh dengan segala senandung do’a yang membahana.
Bukan barang mudah, manakala kita diberi ujian oleh Alloh serta berusaha untuk berbaik sangka kepada Alloh karena keterbatasan kemampuan manusia untuk itu. Padahal dibalik seluruh ujian yang diberikan oleh Alloh  semua ada hikmahnya. Jika kita menyenangi sesuatu dan ternyata kita tidak memerolehnya maka sudah dipastikan ada hal buruk didalamnya jika kita mendapatkan semuanya. Atau sebaliknya jika kita dihadapkan dengan hal-hal yang buruk menurut anggapan kita, bisa jadi baik menurut Alloh. Akan tetapi kenyataannya kita sering kali mensumpah-serapah bahkan kepada diri sendiri, kepada orang lain bahkan kepada Alloh tanpa kita menyadarinya, hal ini perlu kita hindari dengan cara terus menerus memupuk keimanan kita dan agar selalu dekat dengan orang-orang yang mengerti akan pembangunan ruhiyah serta orang-orang yang soleh atau  sholehah.
Hal ini telah banyak dicontohkan diantaranya kita dapat belajar dari kisah Nabi Ayub AS, dengan ketegarannya nabi Ayub dapat menerima apa yang diujikan Alloh kepadanya, yaitu berupa penyakit yang menyerang seluruh badannya, borok dan belatung di sekujur tubuhnya. Maka dengan kesabarannya itu Alloh memberikan pujian serta meningkatkan derajat nabi Ayub AS, serta  melipatgandakan pahala yang telah dan akan diterima kelak di akherat oleh nabi Ayub AS. Dan sebaliknya disisi lain cerita istrinya yang tidak tahan dengan ujian yang diberikan oleh Alloh kepadanya maka selain terusir dari negerinya juga sudah dipastikan balasan yang setimpal dengan keburukan amal yang diperbuatnya itu kelak akan dia tuai. Cerita itu adalah contoh yang menggambarkan bahwa keburukan (ujian)yang dialami nabi Ayub AS. yang diberikan kepada Alloh akan berbuah baik. Adapula kisah yang menggambarkan bagaimana ujian kesenangan akan berbuah malapetaka. Salah satu kisah yang menjadi i’tibar bagi kita diantaranya bagaimana seorang Qarun dapat tenggelam ditelan bumi serta ditimbun hartanya. Hal itu menandakan bahwa sesuatu yang baik belum tentu berdampak baik bagi kita.
Sebagai umat yang barangkali bukan merupakan umat pilihan tentunya amat berat bagi kita menerima kenyataan pahit yang kita alami walaupun sebenarnya ada hikmah yang terbaik di dalam kejadiaannya. Tuntunan agama tidak dapat mentelolir manakala kita menangis meraung di depan pusara untuk menyesali kepergian orang yang dikagumi dan disayangi  atau barangkali ketika ditimpa kesulitan ekonomi yang sebelumnya diberikan Alloh keluasan harta benda. Dalam perjalanannya sudah dipastikan ketika ditimpa huru-hara kehidupan dunia itu kita akan mengalami goncangan batin dan ketidakrelaan dalam menghadapinya. Padahal disinilah letak ujian yang Alloh berikan,dan kita harus mampu menghadapi berbagai kesulitan itu dengan cara berbaik sangka kepada Alloh. Dan berusaha untuk berpegang teguh di jalan Alloh dengan cara mengembalikan semuanya kepada Alloh dengan cara bersabar dan bersyukur agar beroleh amal dan kebajikan yang dijanjikan Alloh seperti yang difirmankan dalam surat Al-Baqarah (126) tersebut.  Karena sesungguhnya kemalangan dan kebahagiaan yang kita alami adalah perlu perjuangan yang keras untuk memperoleh ganjaran ibadah, sebab di mata Alloh hal itu adalah jihad. Oleh karena itu kita harus yakin bahwa sebenarnya apapun yang diberikan Alloh adalah hal yang terbaik bagi kita. 

Wallahua’lam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar