Perikanan/Pertanian/Perkebunan

Cari Blog Ini

Minggu, 11 Desember 2011

SEA GAMES PESTA MEDALI YANG PERLU DISYUKURI

Gelora Sriwijaya (sumber :Wikipedia.or.id)

        Saya tak mau ambil pusing dengan utang Indonesia yang hampir mencapai Rp.1700 triliyun, dan tak mau ambil pusing juga dengan dana pembukaan Sea Games dengan harga Rp. 125 Miliar, yang penting Negara ini dapat mempersembahkan suatu kehormatan bagi bangsa ini, paling tidak dari bidang olahraga di mata negara-negara di Asean, sebab dengan perolehan medali emas yang  ditargetkan  telah  melampaui target itu merupakan salah satu upaya untuk menunjukkan kehormatan bangsa ini kepada negara lain, saya sempat heran dengan gonjang ganjing masalah arena olahraga yang molor dari jadwal, ditambah ada indikasi korupsi dalam pelaksanaannya rasanya mustahil Indonesia dapat menjuarai pada ajang Sea Games tahun 2011 kali ini, saya beranggapan paling tidak sama saja dengan prestasi kita di Laos beberapa tahun yang lalu, itupun sudah untung. Bagaimana tidak dengan persiapan atlet yang tidak terkoodinasi dengan baik serta semua pengurus olahraga terfokus kepada persiapan pelaksanaan Sea Games, hal itu akan berimbas kepada persiapan atlet kita untuk berlaga. Saya ambil contoh hanya berapa bulan persiapan atlet karate kita dalam menghadapi event ini, tapi walaupun demikian 5 emas saja untuk karate merupakan prestasi yang luar biasa. Dengan minim event yang diikuti tapi mereka sanggup mempersembahkan emas bagi negaranya. Belum lagi cabang-cabang yang lainnya dari mulai panahan, dayung, sepakbola dan lain-lain, walaupun ada cabang-cabang olahraga yang telah dipersiapkan sejak dua tahun yang lalu itupun tidak banyak.
Saya sempat pesimis melihat perjalanan prestasi Indonesia dari tahun ke tahun yang terus merosot, saya berasumsi tidak mungkin Indonesia menjadi juara umum apalagi menjuarai cabang olahraga sepakbola sebagai salah satu cabang bergengsi di setiap pesta olahraga rasanya mustahil. Dan perkiraan saya meleset ternyata baru 5 hari saja pesta ini berlangsung kita sudah menduduki klasemen sementara perolehan medali, dan hal ini membuat hati ini lega, terlebih ketika ketua KOI/KONI Rita Subowo dalam sebuah wawancara di TVRI menegaskan bahwa dia optimis Indonesia dapat menjadi juara umum, sebab dengan 136 Emas saja Indonesia sudah dipastikan menjadi juara umum, dan ketika Rita berujar kala itu Indonesia telah mengantongi 132 Emas.  Dan kini di klasemen akhir indonesia mengumpulkan 157 emas, merupakan pencapaian yang fantastik ditambah lagi dengan euforia kemenangan Indonesia di cabang sepakbola di setiap pertandingan walaupun di partai final kita kalah atas Malaysia tapi secara grafik dan teknis pemain kita mengalami kemajuan dibandingkan dengan ajang Sea Games terdahulu, cukup sudah kebahagiaan bangsa ini, yang selama ini tak ada rasa kebanggaan terhadap bangsa ini, dan sekarang setitik kebahagiaan itu mulai nampak dari bidang olah raga, bagaimana tidak dimulai dengan pembukaan yang amat megah dalam sejarah Sea games dan ditutup dengan penutupan yang nyaris sempurna ditambah menjadi juara umum paling tidak dapat mengobati sedikit kegundahan hati anak bangsa yang selama ini dirundung hampa. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana jika Indonesia  dalam Sea games ini tidak menjadi juara umum, pasti besoknya sumpah serapah dari para pengamat serta masyarakat yang tidak berkopentenpun akan mengomentari kegagalan itu dan ditayangkan di media Televisi, radio ataupun surat kabar. Saya tidak menuduh bahwa bangsa kita pandai mencemooh tapi kenyataannya tidak jauh dari hal itu. Bahkan cenderung mencaci maki atlet kita dan mudah memuji ketika atlet kita ketika berjaya, akan tetapi sering lupa terhadap orang-orang berjasa bagi bangsa ini.
        Dengan perolehan medali yang hampir mencapai 200 keping itu bukan perkara mudah, dan yang tersulit adalah bagaimana prestasi itu dapat dipertahankan, karena pencapaian prestasi itu sudah kita tunggu lama dari setiap pelaksanaan Sea Games yang selalu menjadi raja medali adalah Thailand. Langkah-langkah pembinaan harus terus ditingkatkan terhadap atlet-atlet yang berpotensi meraih medali serta regenerasi atlet dari jauh hari. Langkah kita bukan hanya Sea Games semata tapi para pengambil kebijakan serta para praktisi olahraga harus secepatnya berkonsentrasi kepada pelaksanaan Sea Games mendatang di Myanmar. Kita jangan cepat puas dan berbangga, karena bukan hanya Sea Games yang harus dihadapi tapi berbagai macam event olahraga harus sejak dini dipersiapkan.
Kalau Thailand sudah mengincar kepada cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan di Olympiade kenapa kita juga tidak berusaha ke arah situ, apalagi di Asean Games dan Olympiade kita masih dibawah peringkat negara Asia lainnya. Kejayaan di Sea games merupakan momentum untuk kebesaran bangsa ini di bidang olahraga, dan ini semua harus terus diupayakan pembinaan yang konprehensif dari seluruh pengurus, jangan sampai terjadi atlet bangkit pengurus tiarap. Ucapan syukur adalah ketika kita telah meraih sebuah prestasi dan berupaya untuk mempertahankannya.
Beberapa hari ini di cabang sepakbola kita disuguhkan pertandingan yang menegangkan dan membuat kita bangga, bagaimana tidak dalam usia yang relatif muda kesebelasan Indonesia dapat mengemban tugas dan berhasil mengangkat harum nama bangsa. Walaupun tidak memperoleh medali emas tapi yang terpenting adalah mereka telah berhasil menggelorakan emosi kecintaan rakyat terhadap bangsa dan membangkitkan nasionalisme yang tinggi. Terlepas dari persoalan politik yang karut marut, sepakbola telah berhasil memberikan contoh  dari berbagai sisi. Dari sisi pemain paling tidak dapat memberikan contoh kepada kita dan para pemimpin, bahwa ternnyata kecintaan pemain sepakbola terhadap tanah air jauh lebih besar dibuktikan dengan cucuran keringat, lelah, emosi, kalah, rasa malu, serta tekanan mental dan sabar dicaci.       
           Dari peristiwa itu  kita dapat belajar dari para pemain bola. Dari segi penonton kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita punyai modal sosial untuk kejayaan bangsa di dunia, tinggal bagaimana mengelolanya. Kecintaan rakyat terhadap bangsanya begitu berarti bagi kemajuan olahraga bagi bangsa ini.
Rasa syukur kita bukan hanya diwujudkan dengan bonus 200 juta per keping emas atau bonus 2 milyar bagi team kesebelasan sepakbola Indonesia. Tapi rasa syukur itu harus diwujudkan dengan cara memberikan fokus pelatihan yang paripurna bagi para atlet dan menjaring para atlet yang berprestasi dari daerah tanpa pandang bulu. Jangan sampai kita terjebak oleh kepentingan-kepentingan politis dan non politis dalam menjaring atlet. Semua itu untuk kejayaan bangsa dan mempertahankan prestasi yang telah diraih.
Kebijakan perbaikan prestasi atlet perlu mencontoh salah satunya langkah tim karate, yakni membuat gebrakan dengan cara mengikutkan atletnya bertanding di ajang internasional, terbukti saat ini cabang ini menyodok di urutan peringkat 5 dunia, hal ini tidak telepas dari peran pengurus untuk mencarikan bapak angkat untuk cabang ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar