Perikanan/Pertanian/Perkebunan

Cari Blog Ini

Jumat, 27 Januari 2012

KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Bupati OKI (Ir H Ishak Mekki,MM) saat membuka KMD (tengah)



        Gerakan Pramuka dalam arti organisasi semenjak Kepres 238 tahun 1961 telah 50 tahun berkiprah ikut membangun karakter bangsa, untuk menggali, memperkuat, dan mempererat negara Kesatuan RI. Gerakan Pramuka harus tetap hidup seiring dengan kemajuan NKRI, demikian ungkapan Bupati OKI selaku Ketua Majelis Bimbingan Cabang Gerakan Pramuka Ogan Komering Ilir dalam sambutannya pada pembukaan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KMD) hari ini 27/01/12) di Bumi Perkemahan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir.
     Selanjutnya Ishak mengungkapkan bahwa sebagai bukti kecintaan  pemerintah terhadap kemajuan Gerakan Pramuka, maka pemerintah melalui legislatif mengeluarkan Undang-undang Gerakan Pramuka Nomor :  12  Tahun 2010, untuk dijadikan landasan hukum Gerakan Pramuka dengan harapan disamping memperkuat posisi Gerakan Pramuka, juga akan memberikan ruang seluas-luasnya bagi warga negara untuk bertanggungjawab membangun dan mengisi kebudayaan bangsa ini.
       Pembukaan yang dihadiri oleh Bupati selaku Kamabicab, para Kepala Dinas Instansi selaku anggota Mabicab,Sekretaris Kwarda beserta DKD, Ketua Ka. Kwarcab,  para Kawarran, Camat Teluk Gelam, para Pelatih Cabang, Andalan Cabang serta para pembina pramuka terdekat tersebut berlangsung hidmat. Pembukaan ditandai dengan penyerahan bendera Pratika Pelatih yang diserahkan langsung oleh ketua Mabicab kepada pimpinan kursus. Dilanjutkan dengan penyerahan peralatan kantor hibah dari Kakwarda yang diserahkan langsung Ka Kwarda yang diwakili oleh sekretaris Kwartir Daerah Sumatera Selatan H. Amriadi,S.IP,S.Pd,M.Pd.(MT).
       Sementara itu Kakwarcab melalui sekretaris Cabang Gerakan pramuka OKI, H Akhmad Macan,S.Pd, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya melaksanakan program kerja pengurus Kwarcab Masa Bakti 2007-2012 , dan pelaksanaan kegiatan  ini merupakan pelaksanaan KMD untuk kesekian kalinya pada masa bakti pengurus saat ini pungkasnya.
Pembukaan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) diikuti oleh 40 peserta terdiri dari utusan dari kwarran-kwarran yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Masing- masing Kwarran mengirimkan perwakilannya dalam upaya meningkatkan kemampuan pembina pramuka di masing-masing Kwarran. Seperti diungkapkan pimpinan kursus Siti Hodijah,S.Pd (MG), bahwa biaya kegiatan KMD ini merupakan kegiatan yang dibantu langsung oleh Kwartir Nasional dan selebihnya ditopang oleh biaya swadana Kwarcab OKI, sehingga menurutnya peserta dibatasi sebanyak 40 orang.
Dalam laporannya Hodijah mengatakan bahwa pelaksanaan Kursus ini bertujuan agar para pembina pramuka mampu mengembangkan, menggali dan mengamalkan dari hasil materi yang diterima. Hodijah juga mengungkapkan bahwa terselenggaranya kursus tidak terlepas dari bantuan baik moril maupun materil yang diberikan baik dari Kwarnas, Bupati selaku Kamabicab serta bantuan dari segenap panitia yang telah memberikan sumbangan pikiran yang menurutnya sangat bermanfaat demi kelancaran proses pembelajaran tersebut. Kepada peserta Hodijah mengharapkan agar kesempatan emas untuk mengikuti KMD ini agar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, karena setelah pelaksaan kursus peserta diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh di Gugusdepan masing-masing imbuhnya.
      Pembukaan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) belangsung hidmat dan meriah. Diakhir acara para peserta langsung mengikuti materi-materi dari para pelatih. Menurut sekretaris pimpinan kursus Ali Wardana,S.Pd.I (MG)  pelaksanaan KMD tersebut dilaksanakan dari tanggal 27-03 Januari dan setiap harinya acara dimulai dari pukul 05 pagi sampai pukul 23.00., dan peserta bagi yang lulus diwajibkan untuk melaksanakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) di Gugus depannya yang ditugaskan panitia ungkapnya.
Peserta KMD saat mengikuti Upka (27/01/12)


Senin, 23 Januari 2012

KOMUNIKASI DAN MODEL ADOPSI TEKNOLOGI


Indra sebagai alat komunikasi
     Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi dalam prosesnya merupakan bagian yang integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial masyarakat. Dari semenjak dulu komunikasi merupakan bagian yang tak terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sejak sebelum pra sejarahpun komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia. Contoh konkrit bagaimana manusia berkomunikasi lewat isyarat, bahasa, alat-alat menyampaikan pesan serta berbagai macam artefak yang isinya menyiratkan tentang bentuk komunikasi kepada orang lain. Baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal kerap dilakukan. Kadang-kadang kita tak menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan adalah bentuk komunikasi, apalagi manusia zaman dahulu, mereka belum mengetahui bahwa sesungguhnya apa-apa yang dilakukannya zaman dulu itu merupakan bentuk-bentuk komunikasi. Dengan demikian kita perlu menelaah apa sebenarnya komunikasi  dan definisnya menurut sebagian para ahli komunikasi.
        Parwito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan  dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).
Menurut Parwito bahwa lahirnya komunikasi didasarkan atas proses pemindahan pesan dari komunikator kepada penerima pesan sehingga diharapkan penerima pesan dapat merubah sikap, serta pengetahuannya. Dengan demikian menurut Parwito, jika perubahan itu terjadi maka proses komunikasi berjalan sesuai dengan Yang diinginkan oleh komunikator.
Tidak berbeda jauh dengan Parwito, Wilbur Schramm menyatakan komunikasi adalah sebuah pertukaran informasi dari komunikator kepada penerima pesan dengan proses informasi yang diberikan sehingga melahirkan ide atau sikap terhadap komunikator maupun penerima pesan, lebih jauh Wilbur schramm menjelaskan bahwa komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Selanjutnya W Schramm menguraikannya sebagai berikut :
Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Karena menyampaikan ide pada hakekatnya adalah sebuah komunikasi agar antara komunikator dan penerima pesan memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu (Suprapto,2006).
     Dalam pelaksanaannya komunikasi adalah sebuah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol berbentuk kata-kata, angka-angka, sehingga komunikasi akan menjelaskan, siapa, dengan saluran apa dan kepada siapa?, dengan akibat apa dan hasil apa?, seperti yang dijelaskan oleh Lasswell (1960) menurutnya komunisi akan menjelaskan (Who? Says what? In Which channel? To Whom? With what effect?.
    Terkadang kita menyadari bahwa komunikasi yang kita terapkan belum berjalan sesuai apa yang diharapkan terlebih dalam adopsi teknologi, sehingga pelaksanaannya perlu efektivitas yang jelas dimana efektivitas komunikasi adalah sejauhmana pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat  dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dalam berkomunikasi. Dengan demikian akan tercapai efesiensi komunikasi dimana tujuan-tujuan yang akan kita capai akan menghasilkan capaian-capaian yang optimum dalam berkomunikasi, dikarena komunikasi yang kita jalankan dilakukan dengan cara yang baik dan benar menurut tujuan yang kita harapkan.
       Untuk mencapai efektifitas komunikasi yang baik maka kita perlu melakukan tahapan-tahapan komunikasi yang baik  , saya akan memberi gambaran salah satu proses komunikasi dalam tahapan adopsi teknologi pada kelompok tani antara lain :
Tahap menggugah kesadaran , yaitu komunikator harus mampu menggugah penerima pesan agar tertarik oleh apa-apa yang kita sampaikan sehingga komunikator perlu menyampaikan informasi yang menarik untuk disimak, dan tidak sebaliknya yaitu memberikan informasi yang monoton dan menjenuhkan.
Tahap menaruh perhatian.,Jika komunikator berhasil memberikan informasi yang inovatif dan situasi yang cair serta membuat penerima pesan akan tergugah dan akan tertarik perhatiannya terhadap pesan yang kita berikan kepadanya.
Tahap Evaluasi, pada tahapan ini komunikator diharapkan mengevaluasi terhadap pesan  yang telah diberikan kepada penerima pesan, dan sebaliknya penerima pesan berusaha akan meninstrospeksi dirinya serta dapat mengevaluasi proses adopsi teknologi yang diberikan oleh komunikator.
Tahap mencoba, jika proses komunikasi telah berjalan dan telah disampaikan oleh komunikator serta telah dievaluasi  selanjutnya teknologi yang telah disampaikan ada baiknya untuk dicoba dilaksanakan sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Tahap adopsi, apabila seluruh proses teknologi yang telah disampaikan oleh komunikator telah berjalan sesuai dengan yang telah diharapkan maka langkah selanjutnya komunikator harus meyakinkan bahwa dirinya telah dapat menyampaikan sampai tahapan adopsi, karena hal ini merupakan bukti keberhasilan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator terhadap petani sebagai penerima pesan. Sebab inti dari penyampaian pesan adalah perubahan sikap, perilaku dan keterampilan dari petani sebagai penerima pesan.
Seperti diuraikan diatas bahwa komunikasi adalah salah satu upaya untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain agar pengetahuan, sikap dan keterampilan dari penerima pesan akan meningkat. Maka oleh sebab itu komunikasi yang efektif perlu memiliki unsur-unsur diantaranya komunikator yang handal, saluran yang baik, dan penerima pesan yang sungguh-sungguh

Sabtu, 07 Januari 2012

TAHU SUMEDANG TANDANG NYANDANG KAHAYANG 1)

Tahu Sumedang (Repro Wikipedia)

Beberapa bulan yang lalu saya kedatangan sahabat lama dari Sumedang dan bercerita banyak tentang Sumedang saat ini. Walaupun tahun lalu saya sempat berkunjung ke Sumedang via Jatinangor namun paling tidak memori saya diingatkan kembali beberapa keindahan alam Sumedang dari sahabat saya itu.Selain bercerita tentang sempitnya jalan Cadas Pangeran dan pesatnya pembangunan daerah lain seperti  Situraja dan Wado sahabat saya tidak lupa menceritakan bagaimana perkembangan penjual tahu sumedang di pinggiran jalan sepanjang jalan menuju arah Sumedang-Cirebon.
Perlu diketahui bahwa tahu  merupakan peganan asli Sumedang walaupun sebenarnya cikal bakal tahu dibuat oleh WNI keturunan Tionghoa  bernama Ong Kino, konon Ong Kino merupakan penjual tahu pertama di Sumedang, Pasalnya tahu buatan Ong Kino merupakan cikal bakal tahu yang pernah dicicipi oleh Bupati Sumedang  Pangeran Aria Soeriatmaja (1883-1919). Bupati yang terkenal dengan kedalaman agamanya dan sangat dicintai rakyatnya itu berkunjung ke tempat peristirahatannya di Situraja pada tahun 1917, kebetulan Bupati kala itu singgah di rumah Ong Kino dan mencicipi tahu buatan Ong Kino dan saat itu Bupati berujar bahwa tahu buatan Ong Kino sangat enak dan layak untuk dijual, kebetulan kala itu Ong kino menjual tahu di pinggiran jalan. Dan 95 tahun kemudian do’a Bupati Sumedang itu terbukti sampai sekarang. Saat ini tahu di Sumedang sudah menjadi penyambung hidup bagi masyarakat sumedang dan sudah menjadi peganan tradisi masyarakat Sumedang dan menurut Cornelius (2011) sedikitnya 232 unit usaha tahu mempekerjakan 1500 orang dan itu belum termasuk penjaja tahu di pinggir jalan sebanyak 2000 penjaja. Diperkirakan  setiap bulan terjual tahu sebanyak 1,2 juta buah tahu dengan harga Rp.400-Rp.500 per buah.
          Hingga tahun 2011 diperkirakan sekitar 3500 orang menggantungkan hidupnya di sektor pembuatan tahu. Sedikitnya 1500 tenaga kerja dalam unit usaha pembuatan tahu dan 2000 orang lainnya berjualan tahu.Nilai investasi tahu Sumedang mencapai 1,3 miliar dengan kapasitas produksi 202 juta kilogram tahu per tahun2). Walaupun banyak produk unggulan kabupaten sumedang diantaranya ubi Cilembu, peuyeum cigendel, dan opak congeang akan tetapi tahu merupakan produk yang legenda dan menjadi unggulan. Rasanya belum berkunjung ke sumedang jika kita tidak membawa satu borongsong (wadah dari bambu) saja sehabis berkunjung ke Sumedang.
          Saya jadi teringat saudara saya yang tinggal di Tarikolot Sumedang menurutnya saat ini pengrajin tahu agak sedikit ketar-ketir dengan harga kedelai yang melonjak apalagi dalam waktu dekat pemerintah akan membangun jalan Tol Bandung- Cirebon (Tol Cisumdawu dan Bandara Kertajati), mereka (pedagang tahu) khawatir terjadi apa yang dialami oleh pengrajin tahu yang ada di Purwakarta sebab semenjak dibangun Jalan Tol Cipularang (Jakarta-Bandung), pengrajin dan penjaja tahu di pinggir jalan banyak yang gulung tikar karena kurangnya pembeli yang melewati jalan utama antara Purwakarta dan Subang. Walaupun masyarakat Sumedang menyadari bahwa pembangunan jalan Tol tersebut adalah dalam rangka meringankan kemacetan di Jatinangor dan sempitnya  serta kondisi jalan tua di Cadas Pangeran. Namun menurutnya perlu adanya antisipasi dini dari pemerintah daerah dalam menyelematkan pengrajin dan penjual tahu untuk melepaskan diri dari ancaman kebangkrutan.
    Selain tata kelola niaga tahu untuk penyelamatan pengrajin tahu kepedulian pemerintah yang sangat dinantikan adalah menekan harga beli kedele bagi pengrajin sebab selama ini dari hari ke hari perkembangan harga kedele jauh dari pantauan terlebih kedele lokal yang harganya mencapai 7.500 per kilogram. Pengrajin sangat menginginkan produk kedele lokal sebab pembuatan tahu dengan bahan kedele lokal dapat meningkatkan kualitas kekenyalan tahu dan ketahanan  tahu serta kelezatannya, lain halnya dari bahan kedelai import. Namun hal ini terpaksa mereka lakukan sebab saat ini kebutuhan kedelai untuk daerah Sumedang saja sekitar 400-500 ton per bulan dan 60 persen diantaranya diisi oleh kedelai import. Padahal untuk bahan kedelai import hanya 2-3 bulan saja dan harus segera diolah,  tidak seperti kedelai lokal yang dapat disimpan sampai 6 bulan.
      Terlepas dari semua kendala yang dihadapi tentunya selain kepedulian pemerintah daerah dalam menyelematkan perajin dan pedagang tahu, maka para perajin tahu harus berupaya menciptakan aneka dan kemasan produk yang menarik bagi komsumen. Dan semua itu telah dibuktikan oleh perajin tahu dengan menciptakan aneka produk tahu yang menarik dengan munculnya tahu bulat, tahu keju, tahu susu akhir-akhir ini, hal ini akan menciptakan gairah perdagangan tahu di Sumedang. Begitupun dengan kepedulian pemerintah kabupaten sumedang saat ini dengan merencanakan penataan area (pusat) perdagangan tahu di daerah ini. Untuk  itu saya yakini bahwa pemerintah daerah Sumedang akan terus berusaha menciptakan alternatif untuk pengembangan produksi dan produk bagi kelangsunggan perajin tahu di daerahnya. Itu tidak mustahil bukankah Bupati pendahulu (Aria Soeriatmaja) telah mencontohkan keberhasilan kabupaten Sumedang kala itu, semoga.

1)Tandang Nyandang Kahayang (Maju melangkah kedepan untuk mencapai   
   keinginan)
2) Harian Kompas 07/01/2012

Jumat, 06 Januari 2012

LEGENDA (SEBUAH MAKNA CERITA YANG NYARIS TERLUPA)

Malin Kundang (Legenda yang menjadi pelajaran)
         
     Ada pepatah  mengatakan, orang maju belajar dari sejarah hal itu yang tak juga membuat orang sadar bahwa sejarah hendaknya  dijadikan cermin yang baik untuk melangkah lebih jauh kedepan. Saya tidak akan berbicara mengenai sejarah, keutamaan sejarah, pengaruh sejarah, atau dampak sejarah terhadap perkembangan peradaban.  Akan tetapi yang jarang orang melihat dan mengkaji selain sejarah adalah tentang kebaikan legenda (cerita rakyat) terhadap perkembangan kepribadian generasi muda yang kian hari nyaris tidak mempunyai perhatian khusus baik dari kalangan cerpenis, budayawan, pendidik, pembaca apalagi dari kalangan pelajar. Walaupun ada budayawan yang peduli dalam pementasan cerita legenda akan tetapi para penontonnya dari kalangan budayawan itu sendiri, sehingga dampak yang dihasilkan tidak menyentuh terhadap kalangan yang sebenarnya membutuhkan informasi tentang hal tersebut (sebut saja generasi muda).
Seperti telah kita ketahui bahwa legenda adalah cerita rakyat yang dituturkan dari mulut kemulut sehingga terbentuk suatu rangkaian cerita walaupun cerita itu bisa jadi tidak diyakini keberadaannya (keabsahannya). Legenda merupakan cerita yang keberadaannya cukup tua akan tetapi ceritanya tetap relevan, moral ceritanya tetap kuat dan eksis hingga kini. Ada nilai kesetiakawanan, kepedulian terhadap saudara, ikatan persaudaraan, kejujuran, hingga kesucian cinta. Tengok saja bagaimana penuturan kisah Malin Kundang, yang ceritanya mengajarkan kepada kita begitu hebatnya do’a seorang ibu serta bagaimana balasannya jika menjadi anak yang durhaka. Adapula cerita Lutung Kasarung (Lutung tersesat) yang menceritakan bagaimana seorang putri (Purbararang) yang ditugasi untuk menggantikan sementara ayahnya Prabu Tapa Ageung akan tetapi dia  tidak mampu menjalankan amanah sang ayah karena memimpin secara otoriter serta mempunyai rasa dengki dan iri kepada adiknya (Purbasari), yang akhirnya keirian hati Purbararang itu mendapat balasan yang menyakitkan baginya. Dan sebaliknya Purbasari dengan kerendahan hati serta kesabarannya dalam menghadapi kelaliman kakanya sendiri itu mendapat kebahagiaan diujung cerita. Dan bagaimana Lutung Kasarung yang merupakan perwujudan Guruminda serta dikutuk wujudnya menjadii kera, ternyata setelah mendapatkan ketulusan cinta dari Purbasari dia menjelma kembali menjadi pangeran gagah dan hilanglah kutukan yang diberikan kepadanya.
          Dari cerita Lutung Kasarung saja kita dapat belajar bagaimana menjadi manusia yang sepatutnya agar menjadi manusia yang sabar, tidak ada perasaan iri dengki serta ketulusan hati. Masih banyak cerita-cerita serupa dan jika kita  membacanya akan membangkitkan kesadaran kita terhadap akhlak dan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.  Setiap daerah mempunyai cerita rakyat yang berbeda sebut saja, Ai Nga Sorngai, Joko Kendil, Rawa Bening, Si Pahit Lidah, Sangkuriang, Rorojongrang, Dewi Sri, Asal Mula Telaga Warna dan lain-lain.
          Seluruh cerita yang saya sebutkan itu mengandung cerita yang secara tidak sadar menjadi khasanah budaya bangsa serta dapat menjadi modal  bagi kita dalam pembangunan kepribadian anak bangsa. Namun ternyata cerita legenda tersebut nyaris terlupakan baik oleh kita maupun  generasi muda apalagi kita jarang ke perpustakaan yang sering berkunjung ke perpustakaan saja tak banyak yang menyukai cerita legenda, hal ini disebabkan cerita legenda tidak ditampilkan dalam buku yang menyerupai komik atau sejenisnya sehingga tidak mampu menggugah generasi muda untuk membaca dan mempelajarinya. Anak muda (pelajar) cenderung menyukai komik-komik modern yang alur ceritanya instan. Kaum pelajar akan berlama-lama membaca serial Ultra Man, Wiro Sableng dan sejenisnya ketimbang membaca legenda yang sarat akan pelajaran berharga. Saya kurang tahu percis apa penyebabnya yang jelas buku legendapun banyak diperjual belikan, atau bahkan di televisi juga sudah sering memuat film bertema legenda walaupun alur ceritanya melenceng dari cerita yang sebenarnya dan cenderung ditambah-tambahi atau dikurangi hal itu dapat dimaklumi karena televisi hanya memikirkan profit.
Ada beberapa hal yang menyebabkan cerita legenda tidak populer di kalangan pelajar, diantaranya, pertama, kurang memopulerkan legenda terhadap anak sejak dini disebabkan telah banyaknya media gadget yang menampilkan permainan yang lebih menarik dibanding legenda, kedua buku-buku legenda yang ditampilkan isinya kurang menarik dibaca oleh kaum pelajar terutama anak-anak TK dan SD, sebab mereka cenderung menyenangi cerita yang bergambar dengan warna yang mencolok. Ketiga, Pendidik di sekolah lebih senang menceritakan cerita populer yang menampilkan cerita yang tidak dimulai dengan jerih payah perjuangan dan berakhir dengan kesenangan akan tetapi menceritakan tentang hal-hal yang instan sebagai contoh Berlibur ke TMII, Sepeda Baruku, Bertamasya ke Pantai dan sejenisnya. Cerita populer itu perlu diberikan akan tetapi ada baiknya menyelipkan cerita yang bernuasa kepahlawanan, kejujuran, kegigihan dalam perjuangan, ketulusan hati dan semua itu ada dalam cerita legenda. Keempat, Peran orang tua dalam memberikan wejangan terhadap anak dalam bentuk kisah legenda dan disampaikan sebelum tidur terutama kepada anak usia dini jarang dilakukan hal ini disebabkan   ketidaktahuan cerita legenda karena kurangnya membaca cerita legenda ,terlebih kisah nyata para pahlawan, para Nabi yang sifatnya perlu diketahui oleh anak sejak dini. Kelima orang tua tidak mampu membatasi anak usia dini ketika menonton televisi, akan tetapi cenderung mensponsori anaknya untuk mengetahui alur cerita sinetron  yang tidak jelas juntrungnya dari A sampai Z tanpa memikirkan dampaknya terhadap perkembangan perilaku anak.
 Dengan demikian selain menyampaikan kisah-kisah nyata para Nabi, syuhada, pahlawan dan sejarah yang penting disampaikan kepada anak usia dini, ada baiknya sebagai orang tua berupaya memperkaya khasanah pengetahuan kita tentang legenda dari setiap daerah. Dengan demikian selain kita mengetahui kisah-kisah legenda paling tidak kita dapat menumbuhkan rasa kecintaan genrasi muda terhadap kekayaan budaya bangsa. Lebih dari itu kita dapat mengajarkan akhlak yang baik yang termuat dalam kisah legenda tersebut, sehingga diharapkan kisah dalam legenda paling tidak dapat menanamkan nilai baik pada generasi muda sejak dini.

Selasa, 03 Januari 2012

SEKILAS TENTANG BUDIDAYA IKAN AIR TWAR (Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal)




Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita adalah memelihara ikan air tawar. Pemeliharaan ikan air tawar  telah lama dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di kabupaten Ogan Komering Ilir. Terlebih Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah daerah  yang mempunyai daerah perairan yang cukup luas. Dari luas wilayah 19.023,47 Km2 ,75 % merupakan daerah perairan sedangkan sisanya 25 % adalah daratan.  Untuk itu  peluang sangat terbuka lebar untuk membudidayakan ikan air tawar baik di kolam, sawah,lebak atau di perairan umum dan danau.
Selama ini sumberdaya perikanan alami sangat melimpah terutama ketersediaan ikan yang tanpa disebar benihpun ikan sudah memijah dengan sendirinya. Akan tetapi dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah serta penangkapan ikan yang dilakukan secara terus menerus maka ketersediaan ikan di perairan umum semakin berkurang, terlebih pada ikan-ikan air tawar yang perkembangannya sangat lambat seperti ikan tapah, lais, belido dan lain-lain yang sejenisnya terancam punah.
            Dalam rangka mengantisipasi berkurangnya ketersediaan ikan air tawar di Kabupaten Ogan Komering Ilir maka sudah seharusnya masyarakat Ogan Komering Ilir terutama pembudidaya ikan terus menggalakkan pembudidayaannya guna menunjang produksi ikan konsumsi masyarakat yang selama ini sebagian didatangkan dari luar daerah Ogan Komering Ilir terutama jenis ikan Mas,Nila dan jenis ikan air tawar budidaya lainnya. Hal tersebut perlu upaya keras seluruh pembudidaya ikan dalam membudidayakan ikan air tawar secara berkesinambungan. Sebetulnya upaya-upaya ini telah dilakukan baik oleh pembudidaya ikan maupun pemangku kebijakan yang ada di kabupaten Ogan Komering ilir, namun pada pelaksanaanya belum optimal sehingga hasil yang didapatkan belum sesuai dengan harapan.
            Selama ini pembudidaya memelihara ikan dengan sekedarnya, karena sedikit sekali diantara mereka yang mengetahui apalagi menguasai teknik budidaya ikan. Bahkan sangat sedikit sekali diantara mereka yang mengetahui dan memahami sifat biologis ikan, baik sifat kebiasaan makan maupun sifat kebiasaan perkembangbiakannya. Hal ini perlu pengetahuan yang cukup dalam mengenal usaha budidaya ikan air tawar ini agar menjadi pembudidaya yang sukses.
            Secara keseluruhan usaha perikanan meliputi tiga kegiatan utama yaitu : usaha memproduksi hasil perikanan, usaha memproses produksi hasil perikanan dan usaha memasarkan produksi hasil perikanan.. Di kabupaten Ogan Komering Ilir usaha yang paling banyak dilakukan adalah usaha budidaya perikanan diantaranya di kolam, dan keramba,tapi yang sedang diminati saat ini adalah kolam plastik.
            Kolam terpal merupakan kolam rekayasa yang dibuat dari terpal yang tentunya  sangat praktis serta tidak terlalu repot dalam penanganannya. Walaupun kolam ini sangat praktis akan tetapi ada kelemahan yang mencolok diantaranya ketersediaan pakan alami yang sangat minim, dan ketersediaan pakan buatan harus kontinu dilakukan sehingga kebutuhan pakan buatan sangat urgen. Akan tetapi hal itu tidak perlu dikuatirkan karena budidaya ikan lele di kolam terpal adalah kegiatan yang mudah secara teknis dan murah secara finansial.
            Perawatan ikan lele di kolam terpal pada umumnya tidak jauh bedanya dengan perawatan di kolam lainnya. Yang paling utama dilakukan adalah kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai ikan lele, gunanya untuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan sesuai yang kita harapkan.. Langkah pertama yang dilakukan sebelum dan setelah terpal dipasang adalah pencucian terpal yang akan diisi air,  tentunya pencucian bagian dalam kolam terpal dengan cara disikat untuk menghilangkan  bau lem atau zat kimia  yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu kolam dikeringkan selama satu hari, kemudian barulan diisi air dengan ketinggian 30 cm. Dan air yang telah diisi didiamkan selama satu minggu.
            Penebaran bibit ikan dilakukan setelah kolam terpal tersebut didiamkan selam satu minggu. Siapkan bibit sebanyak 200 ekor ukuran 3-5 cm. Untuk ukuran kolam 3x4x1 m, dsediakan bibit yang telah memakan butiran (F 999). Hal ini diharapkan dapat mempermudah dalam pemeliharaan dan pemberiaan makan agar tidak terjadi kematian. Bibit yang baru diterima jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam. Diusahakan bbit di dalam bungkusan plastik masukkan ke dalam wadah terlebih dahulu kemudian ditambahkan air kolam sedikit demi sedikit. Penambahan ini dilakukan hingga tiga kali agar bibt lele dapat beradaptasi dengan suhu air dalam kolam.
            Bila air dalam kolam menguap, tambahkan air pada posisi semula, dan penambahan ini diusahakan satu minggu satui kali. Penambahan dilakukan apabila air dalam kolam kurang dari ketinggian yang diharafkan. Dalam setiap penambahan, air ditambah setinggi 10-15 cm sehingga kualitas air akan tetap terjaga.
            Hal-hal yang perlu dilakukan untuk terjaganya kualitas air bukan hanya penambahan tinggi air , akan tetapi pergantian harus rutin dilakukan, pembersihan lumpur, gulma dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyortiran ikan yakni pemisahan ikan yang pertumbuhannya sangat cepat. Hal ini untuk menghindari penuhnya kolam karena sudah banyak ikan yang berukuran besar dan menghindari kesempatan lele besar untuk memangsa ikan yang masih kecil.
            Karena kolam terpal bila terkena sinar matahari cepat menaikan suhu dalam kolam, maka diusahakan kolam diberi pohon pelindung yang berfungsi sebagai pelindung bagi ikan lele dari terik matahari dan suhu yang panas. Tanaman naungan ini selain berfungsi sebagai peneduh kolam juga mampu menghisap kotoran dalam air. Jnis tanaman yang biasa digunakan adalah kapu-kapu, azola dan eceng gondok. Jumlah tanaman di dalam kolam dibatasi hingga sepertiga bagian luas permukaan air kolam.