Gelora Sriwijaya (sumber :Wikipedia.or.id) |
Saya tak mau ambil pusing dengan
utang Indonesia yang hampir mencapai Rp.1700 triliyun, dan tak mau ambil pusing
juga dengan dana pembukaan Sea Games dengan harga Rp. 125 Miliar, yang penting
Negara ini dapat mempersembahkan suatu kehormatan bagi bangsa ini, paling tidak
dari bidang olahraga di mata negara-negara di Asean, sebab dengan perolehan
medali emas yang ditargetkan telah
melampaui target itu merupakan salah satu upaya untuk menunjukkan
kehormatan bangsa ini kepada negara lain, saya sempat heran dengan gonjang
ganjing masalah arena olahraga yang molor dari jadwal, ditambah ada indikasi
korupsi dalam pelaksanaannya rasanya mustahil Indonesia dapat menjuarai pada
ajang Sea Games tahun 2011 kali ini, saya beranggapan paling tidak sama saja
dengan prestasi kita di Laos beberapa tahun yang lalu, itupun sudah untung.
Bagaimana tidak dengan persiapan atlet yang tidak terkoodinasi dengan baik
serta semua pengurus olahraga terfokus kepada persiapan pelaksanaan Sea Games,
hal itu akan berimbas kepada persiapan atlet kita untuk berlaga. Saya ambil
contoh hanya berapa bulan persiapan atlet karate kita dalam menghadapi event ini, tapi walaupun demikian 5 emas
saja untuk karate merupakan prestasi yang luar biasa. Dengan minim event yang
diikuti tapi mereka sanggup mempersembahkan emas bagi negaranya. Belum lagi
cabang-cabang yang lainnya dari mulai panahan, dayung, sepakbola dan lain-lain,
walaupun ada cabang-cabang olahraga yang telah dipersiapkan sejak dua tahun yang
lalu itupun tidak banyak.
Saya sempat pesimis melihat
perjalanan prestasi Indonesia dari tahun ke tahun yang terus merosot, saya
berasumsi tidak mungkin Indonesia menjadi juara umum apalagi menjuarai cabang
olahraga sepakbola sebagai salah satu cabang bergengsi di setiap pesta olahraga
rasanya mustahil. Dan perkiraan saya meleset ternyata baru 5 hari saja pesta
ini berlangsung kita sudah menduduki klasemen sementara perolehan medali, dan
hal ini membuat hati ini lega, terlebih ketika ketua KOI/KONI Rita Subowo dalam
sebuah wawancara di TVRI menegaskan bahwa dia optimis Indonesia dapat menjadi
juara umum, sebab dengan 136 Emas saja Indonesia sudah dipastikan menjadi juara
umum, dan ketika Rita berujar kala itu Indonesia telah mengantongi 132 Emas. Dan kini di klasemen akhir indonesia
mengumpulkan 157 emas, merupakan pencapaian yang fantastik ditambah lagi dengan
euforia kemenangan Indonesia di cabang sepakbola di setiap pertandingan walaupun di partai final kita kalah atas Malaysia tapi secara grafik dan teknis pemain kita mengalami kemajuan dibandingkan dengan ajang Sea Games terdahulu, cukup sudah kebahagiaan bangsa ini, yang selama
ini tak ada rasa kebanggaan terhadap bangsa ini, dan sekarang setitik
kebahagiaan itu mulai nampak dari bidang olah raga, bagaimana tidak dimulai
dengan pembukaan yang amat megah dalam sejarah Sea games dan ditutup dengan
penutupan yang nyaris sempurna ditambah menjadi juara umum paling tidak dapat
mengobati sedikit kegundahan hati anak bangsa yang selama ini dirundung hampa.
Saya tidak bisa bayangkan bagaimana jika Indonesia dalam Sea games ini tidak menjadi juara umum,
pasti besoknya sumpah serapah dari para pengamat serta masyarakat yang tidak
berkopentenpun akan mengomentari kegagalan itu dan ditayangkan di media
Televisi, radio ataupun surat kabar. Saya tidak menuduh bahwa bangsa kita
pandai mencemooh tapi kenyataannya tidak jauh dari hal itu. Bahkan cenderung
mencaci maki atlet kita dan mudah memuji ketika atlet kita ketika berjaya, akan
tetapi sering lupa terhadap orang-orang berjasa bagi bangsa ini.
Dengan perolehan medali yang
hampir mencapai 200 keping itu bukan perkara mudah, dan yang tersulit adalah
bagaimana prestasi itu dapat dipertahankan, karena pencapaian prestasi itu
sudah kita tunggu lama dari setiap pelaksanaan Sea Games yang selalu menjadi
raja medali adalah Thailand. Langkah-langkah pembinaan harus terus ditingkatkan
terhadap atlet-atlet yang berpotensi meraih medali serta regenerasi atlet dari
jauh hari. Langkah kita bukan hanya Sea Games semata tapi para pengambil
kebijakan serta para praktisi olahraga harus secepatnya berkonsentrasi kepada
pelaksanaan Sea Games mendatang di Myanmar. Kita jangan cepat puas dan
berbangga, karena bukan hanya Sea Games yang harus dihadapi tapi berbagai macam
event olahraga harus sejak dini dipersiapkan.
Kalau Thailand sudah mengincar
kepada cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan di Olympiade kenapa kita
juga tidak berusaha ke arah situ, apalagi di Asean Games dan Olympiade kita
masih dibawah peringkat negara Asia lainnya. Kejayaan di Sea games merupakan
momentum untuk kebesaran bangsa ini di bidang olahraga, dan ini semua harus
terus diupayakan pembinaan yang konprehensif dari seluruh pengurus, jangan
sampai terjadi atlet bangkit pengurus tiarap. Ucapan syukur adalah ketika kita
telah meraih sebuah prestasi dan berupaya untuk mempertahankannya.
Beberapa hari ini di cabang
sepakbola kita disuguhkan pertandingan yang menegangkan dan membuat kita
bangga, bagaimana tidak dalam usia yang relatif muda kesebelasan Indonesia
dapat mengemban tugas dan berhasil mengangkat harum nama bangsa. Walaupun tidak
memperoleh medali emas tapi yang terpenting adalah mereka telah berhasil
menggelorakan emosi kecintaan rakyat terhadap bangsa dan membangkitkan
nasionalisme yang tinggi. Terlepas dari persoalan politik yang karut marut,
sepakbola telah berhasil memberikan contoh
dari berbagai sisi. Dari sisi pemain paling tidak dapat memberikan
contoh kepada kita dan para pemimpin, bahwa ternnyata kecintaan pemain
sepakbola terhadap tanah air jauh lebih besar dibuktikan dengan cucuran
keringat, lelah, emosi, kalah, rasa malu, serta tekanan mental dan sabar
dicaci.
Dari peristiwa itu kita dapat
belajar dari para pemain bola. Dari segi penonton kita dapat mengambil
pelajaran bahwa kita punyai modal sosial untuk kejayaan bangsa di dunia,
tinggal bagaimana mengelolanya. Kecintaan rakyat terhadap bangsanya begitu
berarti bagi kemajuan olahraga bagi bangsa ini.
Rasa syukur kita bukan hanya
diwujudkan dengan bonus 200 juta per keping emas atau bonus 2 milyar bagi team
kesebelasan sepakbola Indonesia. Tapi rasa syukur itu harus diwujudkan dengan
cara memberikan fokus pelatihan yang paripurna bagi para atlet dan menjaring
para atlet yang berprestasi dari daerah tanpa pandang bulu. Jangan sampai kita
terjebak oleh kepentingan-kepentingan politis dan non politis dalam menjaring
atlet. Semua itu untuk kejayaan bangsa dan mempertahankan prestasi yang telah
diraih.
Kebijakan perbaikan prestasi atlet perlu mencontoh salah
satunya langkah tim karate, yakni membuat gebrakan dengan cara mengikutkan
atletnya bertanding di ajang internasional, terbukti saat ini cabang ini
menyodok di urutan peringkat 5 dunia, hal ini tidak telepas dari peran pengurus
untuk mencarikan bapak angkat untuk cabang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar